Posted by : Wisnu Hari Anggara Senin, 30 Maret 2015

Ilustrasi copet (sumber: lintas.me)
Menurut pengertian KBBI, copet adalah  orang yg mencuri (sesuatu yg sedang dipakai, uang di dl saku, barang yg dikedaikan, dsb) dng cepat dan tangkas.Pada jaman sekarang pengertian tersebut sedikit berubah, karena copet sudah banyak memiliki banyak modus operandi. Aksi copet sekarang banyak yang disertai pemerasan. 

Beberapa tahun lalu ada seorang teman saya yang kecopetan dompet. Sekitar 2-3 minggu ada seseorang yang mengembalikan dompet dengan beberapa surat berharga didalamnya saja dengan meminta imbalan secara memaksa. Sedangkan beberapa hari yang lalu ada facebooker yang mengalami kecopetan kunci kontak dan harus menebusnya di geng copet bersangkutan.

Mencegah lebih baik daripada mengalami. Tugas polisi sudah terlalu banyak, jangan ditambahi laporan-laporan kecopetan. Di kompleks perumahan saya ada polisi yang setiap hari, hujan maupun panas terik tetap setia mengatur kecepatan kendaraan yang lewat. Iya, dia polisi tidur. Oke langsung saja berikut beberapa tips yang saya dapat dari narasumber:

1. Copet selalu lebih pintar (Arian13, vokalis seringai)

Mau apapun pekerjaan dan gelar anda, copet selalu lebih pintar. Jadi selalu waspada terhadap sekitar merupakan jalan terbaik.

2. Copet memilih target yang lengah, bukan dari penampilan ( Pak Takim, Satpam Perumahan)

Suatu hari pak satpam di kompleks perumahan, pergi ke pasar lawang hanya menggunakan menggunakan celana army look dan kaos partai. Dompet ditaruh di saku celana tengah (dekat dengkul) dan dikancing. Tetapi setelah berdesak-desakan di pasar bagian jual sayur ternyata dompetnya kecopetan juga. Solusinya adalah meskipun kita sedang menggunakan pakaian sederhana saat bepergian, tetap harus waspada dengan dompet dan barang berharga yang lainnya.

3. Copet selalu punya geng/komplotan (random subyek dan berita)

Jaman sekarang banyak copet yang beraksi dengan geng/komplotan dan tidak bersolo karir sendiri. Dengan punya geng, copet akan mempunyai 1001 taktik untuk menguasai dompet dan barang berharga anda. Penipuan, pemerasan dan pembiusan disertai aksi kecopetan hampir setiap hari kita dengar melalui media massa dan sosial media. Solusinya adalah saat di tempat yang asing kita harus DON'T TRUST ANYBODY.


4. Copet punya kesaktian (Ayah dan Elga prasetyo/ mahasiswa UM fresh graduate korban kecopetan 2X )

Suatu saat ayah dan ibu saya naik bis yang penuh. Disamping ayah saya bapak-bapak berdiri dan bayar karcis bis, setelah itu bapak tersebut memasukkan dompet ke saku celana belakang dan dikancing. Tak berselang lama, ada orang maju kedepan dan mau turun dari bis. Saat melewati bapak-bapak yang berdiri tadi, orang tersebut menempelkan tangan ke saku luar bapak-bapak tadi. Ayah saya tidak curiga karena sebatas menempelkan perlahan tanpa membuka kancing saku. Tetapi ternyata setelah orang tadi turun dan bis berjalan lagi. Bapak-bapak tadi sadar kalau dompet di saku telah lenyap.

Sedangkan yang dialami elga kira-kira kronologinya adalah seperti ini: Saat pergi bersama ke konser di rampal, semua hape dan dompet rombongan dimasukkan ke jok sepeda. Kunci kontak dimasukkan ke saku depan (di dada) dan dikancingkan. Tetapi pada akhirnya hp paling jelek di jok sepeda hilang. Tidak hanya itu, copet juga mengambil uang 300 ribu dalam dompet yang isi totalnya 20. Keaneahnya adalah jok sepeda terkunci dan tidak rusak. Kunci kontak tetap ada, tidak hilang. Copet mengambil uang di dalam dompet tetapi meninggalkan dompetnya di jok yang terkunci. Dan yang paling aneh kalau copet punya akses NORMAL untuk mengambil barang di jok seharusnya semua HP diambil dan tidak mengambil uang saja tetapi dompet juga diambil untuk kepraktisan.

Solusinya berdoa dan mengingat Tuhan saat bepergian mungkin bisa membantu.


Demikian beberapa cara atau solusi untuk mencegah dari kecopetan

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Eelektro offering A 2011 Universitas Negeri Malang

- Copyright © Wisnu Hari Anggara -Metrominimalist- Powered by Blogger