Posted by : Wisnu Hari Anggara Selasa, 24 Maret 2015

Meminjam kata favorit SBY " Saya prihatin" itulah ungkapan kata hati saya akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? dunia maya sedang diguncang anak SD yang berpacaran dengan anak SMP. Fenomena pacaran di SD saya akui sudah ada saat saya masih SD juga. Bahkan waktu saya kelas 5 SD (sekitar tahun 2003-2004) teman saya berantem memperebutkan cinta teman sekelas, GENDENG!. Fenomena pacaran sewaktu SD ternyata semakin menggila di era instan dan globalisasi ini.

Begitu juga anak SMP, banyak yang umbar status sayang-sayangan. Kalau kasus cinta SD dan SMP di blow up ke media pasti masyarakat kompakan menyalahkan Televisi. Padahal menurut saya, peran orang  tualah yang harus memenejemen tayangan televisi yang layak tonton untuk anaknya.

Dahulu orang tua saya terutama ayah, sudah termasuk selektif dalam acara televisi. Sinetron macam tersanjung, si manis jembatan ancol, telenovela menjadi hal yang dilarang untuk saya tonton. Meskipun demikian dari tontonan yang diijinkan berupa film laga di bioskop, gulat gaya bebas WCW, tinjunya mike tyson, si doel anak betawi, keluarga cemara, ketoprak humor ada yang kurang sesuai kan untuk anak-anak. Dari tontonan tadi membentuk pribadi saya yang berupa " lelaki penyuka kekerasan yang bermimpi jadi sarjana dengan sifat sayang keluarga dan humoris. Uhuk.

Kembali lagi ke cinta anak SD dan SMP, fenomena cinta anak umbelen  ingusan tersebut menjadi bola salju yang semakin membesar. Dulu jaman saya SD dan SMP media kertas binder adalah senjata wajib bagi pejuang cinta ingusan. Jaman kini sosial media menjadi ajang kisah cinta mereka, parahnya banyak dari orangtua mereka 'gaptek'. Sehingga kelakuan mereka di dunia maya jadi tidak terpantau. Maka dari itu, saya sering memantau adik keponakan yang masih SMP dan mulai cinta-cintaan.

Sumber: Merdeka.com

Sewaktu SD dan SMP memang saya tidak mengalami cinta-cintaan. Jaman itu saya hanyalah anak laki-laki yang pemalu dan dianggap cupu. Menurut anak SD dan SMP waktu itu anak laki-laki yang berprestasi di  kelas. Semasa SD dan SMP waktu luang saya habiskan membaca buku-buku pinjam di perpustakan sekolah, kegiatan tersebut juga dianggap cupu. Meski cupu, saya anti di bully, saya akan melawan habis-habisan kalau ada yang mau membully. DARAH ITU MERAH JENDRAL!!!.

Tapi ya tidak selamanya saya menang melawan para pembully. Perlawanan yang saya lakukan tidak selamanya menggunakan otot. terkadang saya menggunakan strategi tanpa kekerasan. Masalah cinta saya tak pikir, yang penting bisa baca buku dan bercanda dengan teman. Ya ya waktu SMP sih pernah main cinta-cintaan juga tetapi itu tidak sampai ke tahap mengerikan yang namanya pacaran. Cinta saya selalu kandas karena masalah yang rumit seperti sinetron jaman sekarang.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Teknik Eelektro offering A 2011 Universitas Negeri Malang

- Copyright © Wisnu Hari Anggara -Metrominimalist- Powered by Blogger